Pages

SHORTCUT MOZZILA FIREFOX

Berikut ini adalah daftar sebagian besar tombol pintas umum pada Mozilla Firefox.

Perintah Tombol Pintas
Navigasi
Mundur Alt+Panah Kiri
Backspace
Maju Alt+Panah Kanan
Shift+Backspace
Beranda Alt+Home
Buka Berkas Ctrl+O
Muat Ulang F5
Ctrl+R
Muat Ulang (menimpa cache) Ctrl+F5
Ctrl+Shift+R
Berhenti Esc
Halaman Aktif
Ke Bagian Bawah Halaman End
Ke Bagian Atas Halaman Home
Ke Bingkai Berikutnya F6
Ke Bingkai Sebelumnya Shift+F6
Informasi Halaman Ctrl+I
Kode Sumber Halaman Ctrl+U
Cetak Ctrl+P
Simpan Halaman dengan Nama Ctrl+S
Ukuran Teks: Kecilkan Ctrl+-
Ukuran Teks: Besarkan Ctrl+ +
Ukuran Teks: Normal Ctrl+0
Pengubahan
Salin Ctrl+C
Potong Ctrl+X
Hapus Delete
Tempel Ctrl+V
Ulangi Ctrl+Y
Pilih Semua Ctrl+A
Batal Ctrl+Z
Pencarian
Cari Ctrl+F
Cari Lagi F3
Ctrl+G
Cari Tautan saat Mengetikkan '
Cari Teks saat Mengetikkan /
Cari Sebelumnya Shift+F3
Pencarian Web Ctrl+K
Ctrl+E
Jendela & Tab
Tutup Tab Ctrl+W
Ctrl+F4
Tutup Jendela Ctrl+Shift+W
Alt+F4
Pindahkan Tab ke Kiri
(saat fokus pada tab)
Ctrl+Panah Kiri
Ctrl+Panah Atas
Pindahkan Tab ke Kanan
(saat fokus pada tab)
Ctrl+Panah Kanan
Ctrl+Panah Bawah
Pindahkan Tab ke Awal
(saat fokus pada tab)
Ctrl+Home
Pindahkan Tab ke Akhir
(saat fokus pada tab)
Ctrl+End
Tab Baru Ctrl+T
Jendela Baru Ctrl+N
Tab Berikutnya Ctrl+Tab
Ctrl+Page Down
Buka Alamat di Tab Baru
(dari Bar Lokasi atau Bar Pencarian)
Alt+Enter
Tab Sebelumnya Ctrl+Shift+Tab
Ctrl+Page Up
Batalkan Menutup Tab Ctrl+Shift+T
Pilih Tab (1 sampai 9) Ctrl+(1 sampai 9)
Pilih Tab Terakhir Ctrl+9
Alat
Buat Bookmark Semua Tab Ctrl+Shift+D
Buat Bookmark Halaman Ini Ctrl+D
Bookmark Ctrl+B
Ctrl+I
Menjelajah dengan Caret F7
Unduhan Ctrl+J
Riwayat Ctrl+H
Bersihkan Data Pribadi Ctrl+Shift+Del
Lain-lain
Melengkapi alamat dengan akhiran .com Ctrl+Enter
Melengkapi alamat dengan akhiran .net Shift+Enter
Melengkapi alamat dengan akhiran .org Ctrl+Shift+Enter
Hapus Item Pilihan Autocomplete Shift+Del
Layar Penuh F11
Pilih Bar Lokasi Alt+D
F6
Ctrl+L
Pilih atau Kelola Mesin Pencari (saat fokus di Bar Pencarian) Alt+Up Arrow
Alt+Down Arrow
F4

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

SEJARAH ISLAM ZAMAN ABBASYAH

Pendidikan Islam Di Masa Nabi Muhammad SAW

Sejak Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul sebagai tanda datangnya Islam sampai sekarang telah berjalan sekitar 14 abad lamanya. Harun Nasution membagi sejarah Islam berjalan sekitar 14 abad lamanya. Harun Nasution membagi sejarah Islam dalam tiga periode. Pertama, periode klasik antara tahun 650-1250 M. kedua, periode pertengahan antara tahun 650-1800 M. Ketiga periode modern dimulai sejak tahun 1800 M. pendidikan Islam mempunyai sejarah yang panjang dimulai sejak klasik.

Pendidikan Islam pada masa Nabi Muhammad merupakan prototipe yang terus menerus dikembangkan umat Islam untuk kepentingan pendidikan pada zamannya. Nabi Muhammad melakukan pendidikan Islam setelah mendapat perintah dari Allah sebagaimana termaktub dalam surat Al-Mudasir ayat 1-7, menyeru yang berarti mengajak, dan mengajak yang berarti mendidik. Pada masa awal pendidikan Islam tentu saja pendidikan formal yang sistematis belum terselenggara dan pendidikan formal baru muncul pada masa belakangan yakni dengan kebangkitan madrasah. Permulaan pendidikan Islam bisa ditemukan di Mekah pada zaman Rasulullah. Nabi Muhammad menyiarkan konsep perubahan radikal, hubungan dan sikap masyarakat Arab yang menjadi mapan sampai saat ini. Perubahan itu sejalan dengan ajaran Islam yang memerlukan kreatifitas baru secara kelembagaan untuk meneruskan kelangsungan dan perkembangan agama Islam.

Nabi Muhammad membangkitkan kesadaran manusia terhadap pentingnya pengembangan bidang keilmuan atau pendidikan. Memang perintah Allah kepada Nabi Muhammad adalah untuk membuka pintu gerbang pengetahuan bagi manusia dengan mengajari atau mendidik. Nabi Muhammad sebagai seorang yang diangkat sebagai pengajar atau pendidik (mu’allim). Disamping itu beliau diperintahkan oleh Allah untuk menyebarkan pesan-pesan Allah yang terkandung dalam al-Qur’an. Dapat dikatakan bahwa Nabi Muhammad aalah pengajar atau pendidik muslim pertama.

Pada masa ini pendidikan Islam diartikan pembudayaan ajaran Islam yaitu memasukkan ajaran-ajaran Islam dan menjadikannya sebagai unsur budaya bansga Arab dan menyatu kedalamnya. Dengan pembudayaan ajaran Islam ke dalam sistem dan lingkungan budaya bangsa arab tersebut, maka terbentuklah sistem budaya Islam dalam lingkungan budaya bansga Arab. Dalam proses pembudayaan ajaan Islam ke dalam lingkungan budaya bangsa Arab berlangsung dengan beberapa cara. Ada kalanya Islam mendatangkan sesuatu ajaran bersifat memperkaya dan melengkapi unsur budaya yang telah ada dengan menambahkan yang baru. Ada kalanya Islam mendatangkan ajaran yang sifatnya bertentang sama sekali dengan unsur budaya yang telah ada sebelumnya yang sudah menjadi adat istiadat. Ada kalanya Islam mendatangkan ajarannya bersifat meluruskan kembali nilai-nilai yang sudah ada yang praktiknya sudah menyimpang dari ajaran aslinya.

Pendidikan Islam Di Masa Khulafaur Rasyidin

Setelah Rasulullah wafat, peradaban Islam memberi contoh bagaimana cara mengendalikan negara dengan bijaksana (hikmat). Kebijaksanaan ini adalah politik yang mengandung hikmat, bergerak, berpikir, bertindak, berlaku dan berbuat, yang dalam istilah sekarang disebut taktik, strategi dam diplomasi yang berbau kelincahan dan kelicikan. Al-Qur’an dan al-Hadits telah menentukan batas-batas yang diperbolehkan dan yang tidak, serta memberikan jalan untuk berpikir, bermusyawarah, dan bertindak.

Setelah Rasulullah wafat,maka pemerintah Islam dipegang secara bergantian oleh Abubakar, Umar bin Khattab,Usman bin affan, danAli ibn Abi Thalib. Pada masa Abu Bakar, Pada awal pemerintahannya diguncang oleh pemberontakan dari orang-orang murtad, orang-orang yang mengaku Nabi, dan orang-orang yang tidak mau membayar zakat. Oleh karena itu beliau memusatkan perhatiannya untuk memerangi pemberontakan yang dapat mengacaukan keamanan dan adapat mempengaruhi orang-orang Islam yang masih lemah imannya untuk menyimpang dari Islam.

Pada masa khalifah Umar bin Khattab, situasi politik dalam keadaan stabil. Dengan meluasnya wilayah Islam sampai keluar Jazirah Arab, karena bangsa-bangsa tersebut memiliki alat dan kebudayaan yang berbeda dengan Islam, maka dipikirnya pendidikan Islam di daerah-daerah tersebut. Oleh karena itu Umar memerintahkan panglima-panglima apabila telah berhasil menguasai daerah, hendaknya mendirikan masjid sebagai tempat ibadah dan pendidikan. Untuk keperluan khususnya dalam kaitannya dengan pendidikan. Umar mengangkat dan menunjuk guru-guru setiap daerah yang ditaklukan untuk bertugas mengajukan isi Al-Qur’an dan ajaran Islam kepada penduduk yang baru masuk Islam.

Pada masa ini juga sudah terdapat pengajaran bahasa Arab. Dengan dikuasainya wilayah baru oleh Islam, menyebabkan munculnya keinginan untuk belajar bahasa Arab sebagai pengantar diwilayah-wilayah tersebut. Orang-orang yang baru masuk Islam dari daerah-daerah yang ditaklukkan harus belajar bahasa Arab jika mereka ingin belajar dan mendalami pelajaran Islam.

Pada masa khalifah Usman kedudukan peradaban Islam tidak jauh berbeda demikian juga pendidikan Islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Para sahabat diperbolehkan dan diberi kelonggaran meninggalkan Madinah untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang dimiliki. Dengan tersebarnya sahabat-sahabat besar keberbagai daerah meringankan umat Islam untuk belajar Islam kepada sahabat-sahabat yang tahu banyak ilmu Islam di daerah mereka sendiri atau daerah terdekat.

Pada masa ini pendidikan Islam adalah pembudayaan ajaran agama Islam ke dalam lingkungan budaya bangsa-bangsa disekitar jazirah arab, yang berlangsung bersamaan dan mengikuti berkembangnya wilayah kekuasaan Islam. Proses pengembangan pendidikan Islam pada masa ini sebagian besar memang diwarnai oleh pengajaran atau pembudayaan Al-qur’an dan sunnah ke dalam lingkungan budaya bangsa-bangsa secara luas pula. Para khalafaur Rasyidin dan sahabat adalah pelaku utama dalam proses pendidikan Islam masa ini, yang kemudian digantikan oleh para tabi’in. namun berkembang sebagaimana masa-masa sesudahnya. Begitu pula dalam hal pendidikan Islam tidak jauh berbeda dengan masa Nabi Muhammad SAW yang menekankan pada pengajaran baca tulis dan ajaran-ajaran Islam disebabkan oleh perhatian umat Islam terhadap perluasan wilayah Islam dan terjadinya pergolakan politik, khususnya dimasa Ali bin Abu Thalib.

Perkembangan Pendidikan Islam di Masa Muawiyah, Abasiyah dan Kekhalifahan Selanjutnya.

Dengan berakhirnya masa Khulafaur Rasyidin maka mulailah kekuasaan Bani Umayyah. Selama pemerintahan Muawiyyah, daerah kekuasaan Islam meluas sampai Lahore di Pakistan. Perharian khalifah diarahkan ke Byzantine di wilayah utara dan barat. Pasukan Umayah mencapai 1700 kapal perang,membuat Muawiyah dapat menundukkan banyak pulau diantaranya ialah Rhodes dan pulau yang lain diYunani. Adapun kemajuan pendidikan dan peradaban Abasiyah mencapai kejayaan terutama pada masa khalifah al-Mahdi dan puncak kejayaan terutama pada masa khalifah al-Mahdi dan puncak popularitasnya baru setelah pemerintahan Harun al-Rasyid yang diteruskan oleh putranya al-Makmur.

Masa kejayaan ini ditandai dengan berkembang pesatnya kebudayaan Islam secara mandiri.Dengan berkembang luasnya lembaga-lembaga pendidikan Islam, madrasah-madrasah dan universitas-universitas yang merupakan pusat-pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam. Pada masa ini pendidikan Islam berkembang sebagai akibat dari hal tersebut dan merupakan jawaban terhadap tantangan yang diakibatkan oleh perkembangan dan kemajuan-kemajuan budaya Islam sendiri yang berlangsung sangat cepat. Tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam dengan cepat, merupakan ciri pendidikan Islam masa ini. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awalnya memang merupakan perpaduan antara unsur-unsur pembawaan ajaran Islam sendiri dengan unsur-unsur yang berasal dari luar, yaitu dari unsur budaya Persia, Yunani, Romawi, India dan sebagainya. Kemudian dalam perkembangannya potensi atau pembawaan Islam tidak merasa cukup hanya menerima saja unsur budaya dari luar itu, kemudian mengembangkannya lebih jauh, sehingga kemudian warna dan unsur-unsur Islamnya nampak lebih dominan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Kemajuan-kemajuan dalam ilmu pengetahuan keagamaan saja. Tetapi juga dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan pada umumnya.[1]

Pada abad ke 13 H / 7-9 M, semasa Rasul sesudahnya terutama pada masa Malik Ibn Anas (wafat tahun 179 H/795 M). Abu Hanifah (wafat 150/767), al-Syafi’i (wafat 204/820) dan Ahmad ibn Hambal (wafat tahun 241/855). Sejak abad ini secara intensif Islam diinformasikan, digeneralisasikan, dan dibuat hubungan antara satu sisi dengan yang lainnya. Yang muncul kemudian adalah Islam yang abstrak dan transenden, Islam yang sudah ditarik dari dunia nyata.

Sejarah menjelaskan kepada kita bahwa pendidik khsususnya pada Rasulullah dan para sahabat bukan merupakan profesi atau pekerjaan untuk menghasilkan uang atau sesuatu yang dibutuhkan bagi kehidupannya, melainkan ia mengajar karena panggilan agama, yaitu sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mengharapkan keridhaan-Nya, menghidupkan agama, mengembangkan seruannya,dan menggantikan peranan Rasulullah SAW dalam memperbaiki umat.

Persepsi pendidik yang dipahamkan dalam Islam memiliki kepribadian yang baik,mulia dan lengkap, tidak bisa sepotong-sepotong karena kesadaran terhadap pengemban amanat mendidik adalah tugas yang luas dan berat, suci, dan mulai.[2]

Filsafat Yunani adalah kegiatan berpikir yang dilakukan oleh para filosof Yunani untuk mencari kebenaran tentang sesuatu, baik yang bersifat abstrak maupun yang konkret.

Filsafat Yunani mulai berpengaruh dikalangan ilmuwan Muslim pada masa pemerintahan Bani Umayyah dan mencapai puncaknya pada masa Bani Abbasiyah ketika karya-karya filosof Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Syriah oleh Hunayn dan anaknya menerjemahkan dari bahasa Syaria ke bahasa Arab.

Al-Ma’mun adalah khalifah yang banyak jasanya dalam penerjemahan berupa emas seberat yang diterjemahkan. Karya-karya Yunani yang dibaca oleh ilmuwan Muslim ini memberikan motivasi untuk menggunakan logika dalam membahas ajaran Islam dan mengembangkan serta menemukan berbagai macam ilmu pengetahuan yang baru.

Unsur dialektika dari socrates, idealisme Ploto dan logika Aristoteles dan sebagainya termasuk berpengaruh terhadap lahirnya beberapa aliran dalam Islam, seperti Qadariyah, Asy’ariyah dan Mu’tazilah.

Metode berpikir yang digunakan oleh filosof Yunani memberikan motivasi bagi ilmuwan muslim untuk lebih banyak berkarya dalam kemajuan pendidikan Islam, sehingga muncul ilmuwan seperti Jabir ibn Hayyan, Al-Kindi, Al-Razi, Al-Khawarizmi, Al-Farabi, Ibnu Umar Khayyam, Ibnu Rusyd, dan sebagainya.[3]

Melalui orang-orang kreatif, seperti Al-Kindi, Al-Razi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Masudi, Al-Tabari, Al-Razi, Al-Khawarizmi, Al-Ghazali, Nasil Khusru, Omar Khayyam dan lain-lain. Pengetahuan Islam telah melakukan investigasi dalam ilmu kedokteran, teknologi,matematika, geografi dan bahkan sejarah.[4]


[1] Mansur, Rekonstruksi SPI diIndonesia: Depag RI Dirjend Kelembagaan Agama Islam, 2005, hal. 21-27

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments